Minggu, 18 Oktober 2015

Resensi novel "HAFALAN SHALAT DELISA"




 Tugas Resensi

MAIYOLA LESTARI
XI.IPA 1
SMAN 1 LUBUK SIKAPING












                Judul                                 : HAFALAN SHALAT DELISA
                Pengarang                          : Tere -Liye
                penerbit                              : Republika
     diterbitkan                           : 2005
                Jumlah halaman                   : 307 + cover
                Kategori                              :Kisah nyata(non- fiksi)
                Tema                                  : Ketegaran di balik perjuangan
                Tahun terbit                         : 2007
                Cetakan ke                           : 7

Identitas buku
Kepengarangan
“Tere Liye” merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti  untukmu, untuk-Mu. Tampaknya Tere-Liye tidak ingin dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat dari sedikitnya informasi yang pembaca dapat melalui bagian “tentang penulis” yang terdapat pada bagian belakang sebuah novel. Agak sulit ketika mencari tahu tentang Tere-Liye
Tere-Liye Lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel.
Sedikit mengulas profil sang penulis,lelaki bernama Darwis  (mungkin itu nama aslinya,dilihat dari e-mailnya),yang beristrikan Riski Amelia, adalah seorang ayah dari AbdullahPasai.
Lahir dan besar di pedalaman sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara.
Sinopsis
Karangan TERE-LIYE ini  menceritakan hidup yang penuh gelombang seorang anak mungil yang buta akan arti kata hidup, sehingga seiring detak jam ia menemukan titik cahaya hidup yang selama ini tersembunyi.
Hafalan shalat delisa yang masih terbata-bata ditambah ejekan saudaranya yang selalu nyaring di telinga, tidak mematahkan semangat delisa. Sampai saatnya ia membuktikan bahwa hafalan shalatnya sudah bagus dan tidak akan melupakan ayat-ayat pada shalat subuh. Ummi sudah mempersiapkan sebuah kalung yang membuat semangatnya semakin menggelora dalam hafalan shalatnya di minggu-minggu terakhir. Kalung yang membawanya ke semua lingkaran yang mengaharukan cerita ini.
Hari yang dinanti oleh Delisa telah tiba. Saatnya Delisa membuktikan bahwa hafalanya sudah baik. Dengan langkah ligat, delisa menuju sekolah untuk praktek shalatnya. Disambut dengan teman-temannya yang memajang wajah  cemas. Tibalah giliran delisa untuk praktek hafalan. Delisa selalu ingat dengan cerita Ustzad Rahman yaitu sahabat rasul bahkan tidak bergerak dalam shalatnya walau punggungnya digigit kalajengking. Itulah yang membuat Delisa tak bergeming dalam praktek shalatnya meskipun gelombang tsunami menghantam tubuh mungilnya. Hari itu ahad 26 desember 2004. Pendudukdunia mencatatnya!
Gelombang Tsunami telah membawa tubuh Delisa terombang-ambing,sampai ia terdampar di semak-semak belukar yang penuh dengan bunga.Sudah sekian lama delisa harus menahan sakit.
Rasa haus, lapar, terik matahari harus Delisa tahan, sampai akhirnya tibalah pertolongan. Kehidupan yang baru mulai dirasakan oleh Delisa. Ummi, kak Aisyah,kak Fatimah, kak Zahra, dan orang-orang yang disayang Delisa sudah bersama Allah. Kaki, rumah, ayunan yang di buat ole abi telah disapu tsunami. ” Tapi , apa maksud dari semua yang terjadi ini? Kenapa semua hilang? Delisa kan jadinya kesepian”. Itulah yang dipikirkan oleh anak manis ini. Keluguannya membuat tetes air mata tak tertahan lagi oleh Abi. Abi berusaha menjelaskan kepada Delisa tuba kehidupan, walau itu sangat pahit. tapi bagaimanapun gadis kecil ini menganggap semua kepergian ini dengan sederhana.
                Setelah sekian lama ,Delisa menyempurnakan hafalan shalatnya yang terputus akibat kejadian itu. Tapi Delisa ingin ummi di sana melihat Delisa dengan bahagia karena sudah menyelesaikan hafalannya. Delisa yang sangat merindukan ummi hanya bisa berurai air mata. Saat itulah Delisa mulai mengerti arti hidup yang sesungguhnya. Semua yang ada di dunia ini pasti akan kembali kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Kelebihan novel:
1.       Novel ini mampu memainkan emosi pembaca
2.       Menggunakan bahasa yang sederhana tapi mampu menyentuh hati pembaca.
3.       Isi cerita penuh dengan perenungan bagi bagi siapa saja yang khusyuk menghayati alur cerita
4.       Kepolosan delisa mampu membuat pembaca tersenyum sendiri
5.       adanya bait – bait puisi yang disertakan pada setiap akhir bab cerita,-kadang saat peristiwa-peristiwa penting- yang seolah – olah menyemangati Delisa serta menggugah hati kita lebih dalam tentang makna yang terkandung dalam novel tersebut

Kekurangan novel:
1.       Kata-kata penulis yang terkadang membuat pembaca berimajinasi lain dalam menafsirkan kata-kata kiasan penulis.
2.       Novel tersusun seperti film dokumenter, sehingga sering muncul perasaan bosan ketika membaca novel.
3.       Pengarah terlalu tinggi menggambarkan sifat tokoh seorang anak berumur 6 tahun.
4.       Terkadang pembaca menjadi rancu mengenai latar dan tempat karena perubahan yang   tiba-tiba


Rekomendasi
Menurut saya novel ini wajib dibaca oleh mereka yang sedang merenungi dan mencari makna dan arti hidup yang sebenarnya. Bahkan bagi para remaja juga dianjurkan membaca novel ini, karena akan memperkaya nilai – nilai kehidupan dalam proses pencarian jati diri mereka. Karena energi untuk ‘hidup’ yang dibawa oleh novel ini sangatlah besar, dan bisa membuka sudut pandang yang baru tentang kehidupan ini. Saya pun maklum jika nantinya, air mata para pembaca jatuh menetes saat membuka lembaran – lembaran novel ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar