Tugas Resensi
MAIYOLA LESTARI
XI.IPA 1
SMAN 1 LUBUK SIKAPING
Judul : HAFALAN
SHALAT DELISA
Pengarang : Tere -Liye
penerbit : Republika
diterbitkan : 2005
Jumlah
halaman : 307 + cover
Kategori :Kisah nyata(non-
fiksi)
Tema
: Ketegaran
di balik perjuangan
Tahun
terbit : 2007
Cetakan
ke : 7
Identitas buku
Kepengarangan
“Tere Liye”
merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan
arti untukmu, untuk-Mu. Tampaknya
Tere-Liye tidak ingin dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat dari sedikitnya
informasi yang pembaca dapat melalui bagian “tentang penulis” yang terdapat
pada bagian belakang sebuah novel. Agak sulit ketika mencari tahu tentang
Tere-Liye
Tere-Liye Lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel.
Sedikit mengulas profil sang penulis,lelaki bernama Darwis (mungkin itu nama aslinya,dilihat dari e-mailnya),yang beristrikan Riski Amelia, adalah seorang ayah dari AbdullahPasai.
Lahir dan besar di pedalaman sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara.
Tere-Liye Lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel.
Sedikit mengulas profil sang penulis,lelaki bernama Darwis (mungkin itu nama aslinya,dilihat dari e-mailnya),yang beristrikan Riski Amelia, adalah seorang ayah dari AbdullahPasai.
Lahir dan besar di pedalaman sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara.
Sinopsis
Karangan TERE-LIYE
ini menceritakan hidup yang penuh
gelombang seorang anak mungil yang buta akan arti kata hidup, sehingga seiring
detak jam ia menemukan titik cahaya hidup yang selama ini tersembunyi.
Hafalan
shalat delisa yang masih terbata-bata ditambah ejekan saudaranya yang selalu
nyaring di telinga, tidak mematahkan semangat delisa. Sampai saatnya ia
membuktikan bahwa hafalan shalatnya sudah bagus dan tidak akan melupakan
ayat-ayat pada shalat subuh. Ummi sudah mempersiapkan sebuah kalung yang
membuat semangatnya semakin menggelora dalam hafalan shalatnya di minggu-minggu
terakhir. Kalung yang membawanya ke semua lingkaran yang mengaharukan cerita
ini.
Hari yang
dinanti oleh Delisa telah tiba. Saatnya Delisa membuktikan bahwa hafalanya
sudah baik. Dengan langkah ligat, delisa menuju sekolah untuk praktek
shalatnya. Disambut dengan teman-temannya yang memajang wajah cemas. Tibalah giliran delisa untuk praktek
hafalan. Delisa selalu ingat dengan cerita Ustzad Rahman yaitu sahabat rasul
bahkan tidak bergerak dalam shalatnya walau punggungnya digigit kalajengking.
Itulah yang membuat Delisa tak bergeming dalam praktek shalatnya meskipun
gelombang tsunami menghantam tubuh mungilnya. Hari itu ahad 26 desember 2004.
Pendudukdunia mencatatnya!
Gelombang Tsunami
telah membawa tubuh Delisa terombang-ambing,sampai ia terdampar di semak-semak
belukar yang penuh dengan bunga.Sudah sekian lama delisa harus menahan sakit.
Rasa haus, lapar, terik
matahari harus Delisa tahan, sampai akhirnya tibalah pertolongan. Kehidupan
yang baru mulai dirasakan oleh Delisa. Ummi, kak Aisyah,kak Fatimah, kak Zahra,
dan orang-orang yang disayang Delisa sudah bersama Allah. Kaki, rumah, ayunan
yang di buat ole abi telah disapu tsunami. ” Tapi , apa maksud dari semua yang
terjadi ini? Kenapa semua hilang? Delisa kan jadinya kesepian”. Itulah yang
dipikirkan oleh anak manis ini. Keluguannya membuat tetes air mata tak tertahan
lagi oleh Abi. Abi berusaha menjelaskan kepada Delisa tuba kehidupan, walau itu
sangat pahit. tapi bagaimanapun gadis kecil ini menganggap semua kepergian ini
dengan sederhana.
Setelah sekian lama ,Delisa menyempurnakan hafalan
shalatnya yang terputus akibat kejadian itu. Tapi Delisa ingin ummi di sana
melihat Delisa dengan bahagia karena sudah menyelesaikan hafalannya. Delisa
yang sangat merindukan ummi hanya bisa berurai air mata. Saat itulah Delisa
mulai mengerti arti hidup yang sesungguhnya. Semua yang ada di dunia ini pasti akan
kembali kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Kelebihan
novel:
1. Novel
ini mampu memainkan emosi pembaca
2. Menggunakan
bahasa yang sederhana tapi mampu menyentuh hati pembaca.
3. Isi
cerita penuh dengan perenungan bagi bagi siapa saja yang khusyuk menghayati
alur cerita
4. Kepolosan
delisa mampu membuat pembaca tersenyum sendiri
5. adanya
bait – bait puisi yang disertakan pada setiap akhir bab cerita,-kadang saat
peristiwa-peristiwa penting- yang seolah – olah menyemangati Delisa serta
menggugah hati kita lebih dalam tentang makna yang terkandung dalam novel
tersebut
Kekurangan
novel:
1. Kata-kata
penulis yang terkadang membuat pembaca berimajinasi lain dalam menafsirkan
kata-kata kiasan penulis.
2. Novel
tersusun seperti film dokumenter, sehingga sering muncul perasaan bosan ketika
membaca novel.
3. Pengarah
terlalu tinggi menggambarkan sifat tokoh seorang anak berumur 6 tahun.
4. Terkadang
pembaca menjadi rancu mengenai latar dan tempat karena perubahan yang tiba-tiba
Rekomendasi
Menurut
saya novel ini wajib dibaca oleh mereka yang sedang merenungi dan mencari makna
dan arti hidup yang sebenarnya. Bahkan bagi para remaja juga dianjurkan membaca
novel ini, karena akan memperkaya nilai – nilai kehidupan dalam proses
pencarian jati diri mereka. Karena energi untuk ‘hidup’ yang dibawa oleh novel
ini sangatlah besar, dan bisa membuka sudut pandang yang baru tentang kehidupan
ini. Saya pun maklum jika nantinya, air mata para pembaca jatuh menetes saat
membuka lembaran – lembaran novel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar